Nyeri sendi lutut adalah nyeri yang berasal dari
sendi lutut yang disebabkan adanya gesekan kedua tulang yang membentuk sendi
lutut, yaitu tulang paha dan tulang kering, akibat rusaknya tulang rawan yang
melapisi permukaan kedua tulang tersebut, kerusakan bantalan sendi dan
berkurangnya pelumas sendi. Tulang rawan pada lutut merupakan lapisan terluar,
dan tulang rawan ini tidak memiliki saraf, dengan tambahan bantalan sendi
(meniskus) serta adanya pelumas sendi yang dihasilkan oleh sinovium, maka
persendian lutut dapat bergerak dengan bebas tanpa ada nyeri. Namun seiring
dengan pertambahan usia, maka produksi cairan sendi akan berkurang, dan tulang
rawan maupun bantala sendi mulai terjadi erosi/ kerusakan akibat gesekan yang
terjadi berulang-ulang, terutama pada orang yang memiliki berat badan
berlebihan.
Nyeri
sendi lutut merupakan keluhan yang banyak dijumpai di klinik spesialis
orthopaedi. Biasanya dialami oleh wanita dengan usia diatas 50 tahun dan
mayoritas dengan berat badan yang berlebihan, baik overweight (indeks masa
tubuh = 25 – 29,9) maupun obesitas
(indeks masa tubuh > 30). Selain itu,
kelainan bentuk kaki, seperti kaki O (bengkong keluar) merupakan salah satu
faktor resiko terkena radang sendi lutut di kemudian hari. Nyeri sendi ini
biasa hanya mengenai satu sendi atau kedua sendi lutut, yang mengakibatkan
keterbatasan dalam aktivitas sehari-hari seperti tidak bias berjalan jauh,
tidak bisa duduk bersila, tidak bisa sholat normal, sampai terkadang harus
mengguakan alat bantu seperti tongkat. Nyeri yang dialami menyebabkan
menurunnya kualitas hidup karena keterbatasan aktivitas yang bisa dilakukan.
Kenapa sendi lutut ?
Pada
saat berdiri maupun berjalan maka sendi lutut menerima beban terbesar,
dibandingkan sendi pinggul, sehingga pembebanan yang berlebihan (pada kelompok
obesitas dan overweight) dan terus menerus akan menyebabkan overload pada sendi
lutut yang menyebabkan struktur bantalannya berupa meniscus dan tulang rawan
mengalami erosi dan kerusakan. Celakanya, tulang rawan adalah jaringan yang
tidak bisa mengalami proses penyembuhan, seperti jaringan tubuh lainnya, Jadi,
jika terjadi kerusakan, maka makin lama akan bertambah parah dan bertambah
luas. Selain itu struktur sendi lutut sendiri sangat bergantung kepada jaringan
sekitarnya, seperti ligament dan otot, untuk kestabilan sendi. Sehingga jika aa
kerusakan pada ligament atau kelemahan pada otot paha, akan menyebabkan
ketidakstabilan sendi lutut, yang akan mencetuskan nyeri. Nyeri ini awalnya
bersifat ringan, namun jika tidak tertangani dengan baik, maka akan bertambah
berat dan menjadi kronis.
Bagaimana gejalanya ?
Gejala
awal yang dikeluhkan àdalah nyeri pada lutut terutama jika beraktivitas seperti
berjalan atau naik dan turun tangga. Nyeri hilang timbul dan membaik dengan
istrirahat. Biasanya pasien belum terlalu menghiraukan karena derajat nyeri
masih ringan Dan masih dapat melakukan aktivitas. Namun lama kelamaan,
intensitas dan derajat nyeri akan bertambah sehingga pasien harus berjalan
dengan menggunakan alat bantu seperti tingkat, tidak bisa duduk di lantai atau
duduk jongkok karena nyeri saat bersila atau menekuk lutut, dan terkadang lutut
semakin bengkok ke luar atau kaki O jika mengenai kedua lutut. Pembengkakan
pada lutut yang nyeri juga akan tampak Dan dapat disertai rasa hangat pada
kulit jika diraba, ini membuktikan bahwa di dalam sendi sedang terjadi proses
peradangan yang hebat. Keterbatasan gerak juga merupakan salah satu gejala.
Pasien tidak dapat menekuk maksimal lututnya dan tidak dapat meluruskan
maksimal lututnya. Sering dirasakan adanya bunyi "kretek" saat
menggerakkan sendi lutut.Kebanyakan pasien datang dengan postur tubuh yang
gemuk dengan jalan pincang.
Pemeriksaan apa yang dapat
membantu?
Pemeriksaan
yang dibutuhkan àdalah foto rontgen kedua lutut (kanan dan kiri) dengan dua
posisi (difoto dari depan dan samping) dengan posisi berdiri dan satu posisi
lagi dengan lutut ditekuk maksimal (foto skyline view). Foto berdiri untuk
menilai sendi tibiafemoral yang dianggaplah sebagai sendi lutut) Dan foto
posisi ditekuk untuk menilai sendi patellofemoral (sendi tempurung lutut).
Mengapa harus berdiri? Agar memberikan gambaran sebenarnya saat sendi menahan berat
badan sehingga beban sendi dapat terlihat dengan jelas. Kenapa harus kedua
lutut? Ada dua alasan. Pertama, untuk memberikan perbandingan kedua sendi antara
yang normal dan yang sakit. Kedua, untuk mendeteksi apakah pada lutut satunya
sudah ada gejala peradangan lutut tahap awal yang belum terlalu dikeluhkan.
Bagaimana derajat beratnya ?
Ada
4 tingkat derajat beratnya radang sendi lutut (osteoarthritis) yaitu :
Nyeri sendi lutut yang ringan tanpa disertai kelainan pada foto rontgen lutut
2. Grade 2.
Nyeri sendi lutut ringan sampai sedang disertai dengan terbentuknya pengapuran ringan pada pinggiran tulang
3. Grade 3.
Nyeri sedang disertai dengan pembentukan pengapuran dipinggir tulang dan penyempitan celah sendi
4. Grade 4.
Nyeri sedang sampai berat disertai penyempitan sendi yang hebat atau
hilangnya celah sendi dengan tanda-tanda pengapuran tulang yang hebat

Pada
grade 1 dan 2, terapi non operatif menjadi salah satu pilihannya .Namun, jika
sudah mencapai grade 3 dan 4, maka operasi àdalah solusi terbaik untuk
menghilangkan nyeri.
Apa yang dapat dilakukan ?
Pertama
àdalah mengkoreksi faktor resiko.
1.
Turunkan berat badan anda mencapai normal, sehingga beban lutut anda
akan berkurang dan nyeri pun akan mereda secara perlahan. Aturlah
diet anda dengan menu gizi seimbang. Kurang asupan kalori.
2.
Lakukan olahraga untuk
menguatkan otot paha, sehingga stabilisasi lutut lebih terjaga. Olahraga yang
diperbolehkan àdalah yang non axial loading, maksudnya olahraga dimana tumpuan
berat badan bukan di lutut, seperti bersepeda atau berenang.
3.
Minumlah susu atau makanan lain
yang mengandung kalsium. Karena osteoporosis dapat memperparah bengkoknya kaki.
Ketiga langkah dasar ini akan sangat membantu
proses penyembuhan baik tanpa operasi maupun dengan operasi.
Bagaimana
jika tidak membaik?
Jika setelah melakukan ketiga saran tersebut, tapi nyeri menetap. Maka sebaiknya anda segera berkonsultasi dengan DOKTER ORTHOPEDI KAMI...
Jika setelah melakukan ketiga saran tersebut, tapi nyeri menetap. Maka sebaiknya anda segera berkonsultasi dengan DOKTER ORTHOPEDI KAMI...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar